peluang bisnis online gratis | cari uang gratis

Selasa, 14 Januari 2014

LATIHAN KOPASUS DIA ANGGAP TERLALU BRUTAL OLEH BEBERAPA NEGARA



 Bukit di pinggang Gunung Lawu, Jawa Tengah, itu mendadak terkenal. Namanya Bukit Tlogodringo. Inilah tempat berlatih para prajurit Grup II Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat yang bermarkas di Kandang Menjangan, Kartasura.

Tim Investigasi TNI Angkatan Darat menyebutkan, di bukit itulah tercetus keinginan untuk membalas dendam terhadap empat pembunuh Sersan Kepala Heru Santoso. Penggagasnya adalah tiga prajurit yang sedang berlatih. “Salah satunya adalah anak buah Santoso. Dia berutang budi karena pernah diselamatkan Santoso saat operasi militer,” ujar Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigjen Unggul K. Yudhoyono, dua hari yang lalu.

Warga di sekitar bukit yang berada di wilayah Gondosuli, Tawangmangu, Jawa Tengah, membenarkan adanya latihan prajurit Kopassus pada saat itu. Puluhan prajurit itu datang pada 10 Maret dengan empat truk ukuran sedang dan dua mobil Isuzu Panther. “Tanggal 26 Maret pagi pulang,” ujar seorang warga kepada Tempo kemarin.

“Prajuritnya muda-muda. Tegap, tinggi, dan langsing,” katanya. Jumlahnya sekitar 30-an. Ada juga beberapa tentara yang lebih tua, diperkirakan pelatih. Jumlahnya 20-an.

Para prajurit itu berjalan kaki ke tanah lapang di kaki Tlogodringo. “Mereka mendirikan tenda besar di sana,” ujarnya. Adapun area latihan berada di bukit yang lain, Bukit Nggoramping. “Warga jarang berani merambah ke sana, sebab sudah ada wanti-wanti dari perangkat desa bahwa area itu lokasi latihan tentara,” ujarnya.

Menurut warga lainnya, wilayah itu sudah dipakai latihan militer sejak 1997. “Waktu itu masih Pak Prabowo (Prabowo Subianto) yang jadi pimpinan Kopassus,” katanya. Seingatnya, dalam 5 tahun terakhir, latihan baru kembali digelar pada Maret lalu.

Saban hari selama dua pekan, terdengar rentetan tembakan atau ledakan. Dari kejauhan, para prajurit itu terlihat sedang berlatih dengan senjata laras panjang dan granat. Selama itu pula, semua truk dan dua mobil diparkir di lapangan. Penduduk juga mengatakan tidak pernah melihat ada prajurit yang turun gunung. “Kalau pelatih, memang biasa keluar-masuk,” ujarnya.
folow twiter : @arfan17_MJ